Senin, 05 Maret 2012

Sempurnanya Manusia

Assalamu`alaikum Wr Wb.
Sudah begitu sering kita mendengar bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Hebatnya lagi, karena ungkapan tersebut, begitu banyak manusia bersembunyi dibaliknya. Mencari sebuah pembenaran atas sebuah kekhilafan. Berlindung dibaliknya karena menganggap diri adalah sebuah ketidak sempurnaan. Mau tidak mau, suka tidak suka, paradigma ini merubah hampir begitu banyak manusia. Bahkan sampai criteria seorang suami ataupun istripun seolah melesat tajam atas dasar kesempurnaan.
Kesempurnaan, adalah sebuah cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap insane manusia dalam kehidupan. Berbagai cara dilakukan demi bisa mewujudkan sebuah kesempurnaan. Akan tetapi selalu hal yang kosonglah yang didapat dari semuanya. Miris memang pada saat melihat sebagian besar dari kita tenggelam dalam paradigm kesempurnaan. Tidak saja mereka yang jauh dari agama, mereka yang dekat dengan agama saja masih begitu sering tenggelam dalam paradigma yang menjebak ini.
Sebenarnya, Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Hal ini tertuang dalam al quran di surah At-tin ayat 4 “ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Apa yang terlintas dalam benak kepala kita saat membaca ayat tersebut. Malukah? Atau merasa baik-baik saja. Allah sendiri yang mengatakan bahwa ciptaanNYA yang bernama manusia adalah bentuk yang terbaik dari bentuk-bentuk yang lain. Lantas mengapa dengan berani kita mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna. Sekarang, siapakah yang menciptakan manusia sehingga berani mengatakan bahwa manusia itu tidak sempurna? Kita sebagai manusia ataukah Allah sebagai tuhannya manusia.
Bermain dengan ungkapan yang menyangkut dengan ciptaan Allah adalah sebuah hal yang sebaiknya hindari. Hal ini bisa-bisa malah akan menyinggung sisi tauhid. Menyakini bahwa segala ciptaan Allah tidak ada yang cacat. Segala sistemnya juga tidak ada satupun yang cacat. Tidak sedikitpun cacat dari sebuah kesempurnaan.
Tak jarang, sebagian dari kita menginginkan sosok manusia adalah sosok yang tidak pernah salah, tidak pernah membunuh, tidak pernah menyakiti, tidak bodoh, tidak berkeluh kesah, tidak miskin, dan lainnya. Bila memang kita menginginkan hal seperti ini maka sebaiknya baca kembali al quran yang tertata rapi dirumah anda. Dimana Allah banyak menjelaskan sifat-sifat manusia dan sekaligus lengkap dengan tujuan penciptaannya. Bukankah seperti yang kita ketahui bersama bahwa yang mananya visi adalah sesuatu tujuan dari sebuah keinginan. Sedangkan misi adalah tools yang dipakai untuk mencapai visi. Jadi, jika penciptaan manusia visinya adalah menyembah, mengabdi, dan taat kepada Allah. Maka tools adalah semua yang ada diri kita sekaligus lengkap dengan perangkat sistemnya. Baik yang hardware maupun yang software.
Sekali lagi, bagaimana mungkin kita begitu berani mengatakan bahwa manusia itu tidak sempurna. Manusia sempurna sebagai manusia. Manusia bukan malaikat yang tak punya nafsu dan selalu berdzikir kepada Allah. Manusia juga bukan syetan yang kerjanya selalu menggoda dan menjerumuskan temannya kedalam neraka. Tapi manusia adalah manusia. Sesosok makhluk yang dilengkapi dengan qalb yang dengannya dia bisa menjadi lebih baik daripada malaikat manapun. Manusia juga dilengkapi dengan nafsu, yang dengannya pula manusia bisa menjadi lebih buruk dari syetan. Manusia juga dilengkapi dengan insting dan pikiran yang dengannya dia menjadi lebih baik dari hewan.
Belum lagi jika kita melihat bagaimana perlengkapan dalam fisiknya. Dimana dengannya manusia bisa melakukan segala sesuatu yang dapat mendukungnya untuk melakukan tugasnya. Tugasnya sebagai hamba Allah dan tugasnya sebagai “perpanjangan tangan” Allah dimuka bumi. Allah memberikan manusia kemampuan imun yang dengannya kita bisa bertahap dari ganasnya lingkungan sekitar. Allah menganugerahi manusia dengan kulit yang denganya dia bisa menjaga tubuhnya dari serangan bakteri dan cuaca. Belum lagi dengan kegunaannya fisik lainnya. Lalu, sekali lagi kita mengatakan bahwa manusia ini tidak sempurna. Apakah kita mau bernafas dengan insang layaknya hewan laut. Cantikkah kita yang bernafas dengan insang? Tampankah kita bila memiliki tanduk dan berekor layaknya babi hutan?
Mungkin, sifat jelek yang terdapat pada manusia menyebabkan kita mengatakan bahwa manusia itu tidak sempurna. Tapi perlu kita ketahui dan sadari bahwa sebuah keegoisan adalah sebuah factor pendukung untuk mencapai syurga. Lalu emosional juga diperlukan untuk membuat kita bisa mencintai Allah dengan segenap hati. Sehingga hal ini membuat manusia itu semakin sadar diri. Bahwa dirinya tidak patut disombongkan. Saking sombongnya sehingga berani mengklaim bahwa penciptaan manusia tidak sempurna. Sebuah kesombongan yang mungkin saja bisa menyamakan kita pada musuh bebuyutan yang tidak mau mendengar perintah Allah saat harus menyembah Nabi Adam as. Atau, kita bisa bersikap seperti malaikat “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."( al baqarah : 30)
Manusia memiliki semuanya, mulai dari sifat yang jelek, sampai pada sifat yang sangat mulia. Dan tidak ada lagi makhluk yang sesempurna manusia dimuka bumi sebagai makhluk yang sempurna. Manusia itu diberikan kebebesan memilih oleh Allah. Memilih sendiri tempat huninya, gaya huninya, dan menerima semua konsekuensi atas pilihannya. Dan sekali lagi, semuanya adalah factor pendukung kesempurnaan manusia. Jikau ada yang cacat maka Allah menantang kita untuk mencari dimanakah sebuah nikmat itu dapat didustakan oleh kita yang menamakan manusia. Bukankah manusia itu adalah sebuah kesempurnaan yang sempurna sehingga mewajibkan kita mensyukurinya dengan menuruti segala perintahNYA. Karena dengan kesempurnaan tersebutlah Allah membuktikan kepada manusia sebagai tuhannya manusia. Tuhan jin, tuhannya malaikat, dan tuhan segala alam.
Wassalamu`alaikum Wr Wb.

Tidak ada komentar: